Senin, 26 Mei 2008

CINTA & PERNIKAHAN

The Difference between
LOVE and MARRIAGE


CINTA

Suatu hari Plato bertanya pada gurunya :
“Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?”

Gurunya menjawab :
“Ada ladang gandum yang luas di depan sana,
berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali.
Kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu telah menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan CINTA”.

Plato pun berjalan dan tak berapa lama ia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apa pun.
Gurunya bertanya :
“Mengapa kamu tidak membawa satu pun ranting?”

Plato menjawab :
“Aku hanya boleh membawa satu saja,
dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali.”
“Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tidak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana.
Jadi tak kuambil ranting tersebut.
Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian, ternyata tak sebagus ranting yang tadi.
Jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab :
“Yah…, jadi itulah CINTA…!!”




PERNIKAHAN

Dihari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya :
“Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab :
“Ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu PERKAWINAN”.

Plato pun berjalan dan tak seberapa lama dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar dan subur, tidak juga terlalu tinggi.
Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya :
“Mengapa kamu menebang pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab :
”Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya,
setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi di kesempatan ini, aku lihat pohon ini dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat.
Jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini.
Aku tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkannya”.

Gurunya pun menjawab :
“Dan… ya… itulah PERKAWINAN!”


CATATAN KECIL :
CINTA itu semakin dicari maka semakin tidak ditemukan.
CINTA adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah KEHAMPAAN…, tiada sesuatu pun yang didapat dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.
Terimalah CINTA apa adanya!

PERKAWINAN adalah kelanjutan dari CINTA.
Adalah proses mendapatkan kesempatan.
Ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu.
Karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

Tidak ada komentar: