Senin, 26 Mei 2008

KASIH ORANG TUA


Kisah Pohon Apel

Terkisahlah sebuah pohon apel yang besar dan perkasa. Ada seorang anak kecilyang sangat suka datang dan bermain dengan pohon apel tersebut. Dia memanjathingga puncak pohon, memakan buah apel, tertidur di bawah pohon tersebut…Dia sangat mencintai pohon apel tersebut dan pohon apel tersebut jugamencintai anak tersebut.

Waktu berlalu… Anak kecil tersebut tumbuh dan tidak lagi pernah bermain disekitar pohon apel tersebut. Pada suatu hari anak tersebut mengunjungi pohon apel tersebut dan terlihat sangat sedih. “Kemarilah dan bermain bersamaku”, pohon tersebut berkata kepada sang anak.
“Saya sudah besar dan saya tidak lagi bermain-main disekitar pohon lagi.” Sang anak menyahut, “Saya sangat menginginkan sebuah boneka. Saya membutuhkan uang untuk membelinya”
“Maaf, saya tidak punya uang…. Tapi kamu boleh memetik seluruh buah apelku, juallah agar kamu memiliki uang.”

Anak tersebut sangat gembira mendengarnya. Dengan riang dia memetik seluruh buah apel tanpa sisa. Selanjutnya anak tersebut tidak pernah lagi muncul.
Pohon apel tersebut menjadi sangat sedih karenanya.

Pada suatu hari, anak tersebut muncul lagi dan pohon apel tersebut sangat bersuka cita melihatnya. “Kemarilah dan bermain bersamaku” pohon apel berkata kepada anak tersebut.
“Saya tidak punya waktu untuk bermain. Saya harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan sebuah rumah untuk berteduh. Dapatkah kamu menolongku ?”

“Maaf, saya memang tidak memiliki rumah untuk kuberikan untukmu, tetapi kamu boleh memotong dahan-dahanku untuk membuat rumah.”
Dengan gembira anak itu memotong seluruh dahan pohon apel tidak bersisa.

Pohon apel merasa bahagia melihat kesukacitaan anak itu. Tetapi anak itu kembali pergi dan sejak saat itu tidak pernah lagi datang.
Pohon apel kembali sangat sedih.

Pada suatu siang yang panas, anak itu kembali dan pohon apel sangat gembira menyambutnya.
“Kemarilah dan bermain bersamaku.” Pohon apel berkata. “Saya sedang bersedih dan sudah tua. Saya ingin sekali pergi berlayar untuk bersantai. Dapatkah kamu menolongku ?”
“Gunakan kayuku untuk membuat perahu. Kamu dapat berlayar dan bergembira.”

Anak tersebut menebang pohon tersebut dan menggunakan kayunya untuk membuat perahu yang bagus. Dia pergi berlayar dan tidak pernah kembali dalam waktuyang lama.

Akhirnya, anak itu kembali muncul setelah beberapa tahun.
“Maafkan aku anakku. Aku tidak punya apa-apa lagi untukmu. Tidak ada buah apel yang tersisa untukmu…” Dengan sendu pohon apel berkata.
“Aku sudah tidak punya gigi untuk mengunyah” Anak itu menjawab.
“Aku sudah tidak ada kayu untuk engkau panjat” Pohon apel berkata.
“Saya sudah terlalu tua untuk memanjat pohon.” anak itu menjawab.
“Saya benar-benar tidak memiliki apa-apa untuk membahagiakanmu, kecuali akar tuaku.” pohon apel berkata tanpa bisa mencegah deras air matanya.
“Saya tidak butuh apa-apa lagi sekarang, hanya tempat yang nyaman untuk beristirahat. Saya sangat lelah setelah sekian lama.” anak tersebut menjawab.
“Bagus ! Akar tua-ku adalah tempat yang sangat baik untuk merebahkan badan agar kamu bisa beristirahat. Mari…kemarilah..! Duduk diatas akarku dan istirahatlah.”

Dengan penuh kasih pohon itu berkata. Anak itu menuruti ajakan pohon apel dan duduk beristirahat.
Pohon apel sangat bahagia dan tersenyum, tanpa sadar pohon apel menitikan air mata haru yang deras.
Ini adalah sebuah cerita untuk setiap orang. Pohon apel melambangkan orang tua kita.
Ketika kita masih kecil, kita sangat suka bermain bersama ayah dan ibu kita.
Ketika sudah tumbuh besar, kita meninggalkan mereka…
Hanya datang kembali kepada mereka pada saat membutuhkan pertolongan atau dalam kesulitan/kesedihan.
Apapun alasannya, ayah dan ibu kita akan selalu berada disamping kita untuk memberikan segalanya untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir anak dalam cerita diatas sangat jahat dan tidak berperasaan.
Tetapi begitulah yang lakukan terhadap kedua ayah dan ibu kita.






Tidak ada komentar: